RSS

Kamis, 04 November 2010

Merapi apa yang kami bisa lakukan??

Saat yang sangat memperhatinkan dimana saat saudara kita disana sedang bersusah,
Knpa dari dalam diri kita tak ada rasa terketuk untuk sedikit menoleh ke mereka..

Apakah sampai sini rasa persaudaraan kita..
lihat mereka..
Mereka yang sebenarnya kita bantu,,
menanti kedermawaan hati kita untuk membantu sesama..
jangan saling menunjuk..
di sni saatnya kita saling berbagi antar sesama..
di sini saatnya kita saling merangkul.
lihat anak-anak ini :


seharusnya mereka belajar dengan nyaman tanpa ada gangguan.
semoga kita terketuk,membantu bukan berarti dalam bentuk materi saja..
lakakukan apa yang bisa kita lakukan.


"MAAFKAN AKU MERAPI"

Maafkan aku Merapi, Dia tidak mengerti. Aku juga tidak mengerti. Mengapa cinta tidak bisa diberi. Mungkin orang seperti aku dan dia merusak bumi yang kami pijak dan mengotori dengan segala cinta, keterpaksaan, dan duniawi


Mungkin ketika mereka meminta benda-benda gaib berterbangan ke sana-ke mari untuk dipakai sebagai jampi-jampi, "Beri kekuasaan, beri kami harta, beri perempuan, beri pria, beri itu ini..." Kamu menangis, Merapi.

Tertegun aku di sini, melihatmu mulai akan menyemburkan api Tolong jangan, jangan Merapi jangan lukai kami terimalah terimalah persembahan kami untuk bumi maafkan maafkan kami sampah yang kami buang, sampah juga di dalam hati.

Kembali pada cinta, Merapi kegaiban cuma milik Sang Gusti dan alam menyimpannya rapi-rapi sehingga aku berlutut dan menyerah diri "Ia telah meminta untuk dicintai. Orang lain mengguna-guna karena tidak bisa mencintai. Sementara aku mencintai, tapi dibenci orang di sana-sini. Dan aku akhirnya menyendiri. Ia dikunci. Kekasih hati tidak peduli."

Duh Gusti, sabarkan Merapi apalah artinya mati? jika masih banyak juga yang tidak peduli? sementara aku sudah berperang melawan mereka, seorang diri. tapi Gusti dan Merapi, aku tahu telah mendapat teman sejati.

Duh aduh Gusti, katakan pada Merapi aku sendiri telah menyimpan cinta walau inginnya jadi api karena cinta mendidih setelah merasa dikhianati ("Sabar, sabar, Nduk. Wong sabar dikasihani. Kamu dan dia akan menjadi dekat karena Gusti. Sabar. Sementara orang-orang yang meminta duniawi? Oh, mereka akan 'mati'."- kata guru yang tinggal di kaki Merapi.)

Sabar, sabar, duh Merapi sabarlah bersama aku di sini. (Ketika keluarga Niken mengadakan pengajian, aku rasa mereka ikut memintamu, Merapi. Agar jangan mengeluarkan api. Hingga kami mati.)

READ MORE - Merapi apa yang kami bisa lakukan??